Sabtu, 23 September 2017

[Review Anime] Kuzu No Honkai (R-)

Review Anime : Kuzu No Honkai (Scum's wish) R-

Yasuraoka Hanabi, Awaya Mugi, Ebato Sanae, Kamomebata Noriko, Kanae Narumi, Minagawa Akane
Note: Anime ini mengandung unsur dewasa, jika anda berumur dibawah 18 tahun, silahkan tutup kembali halaman ini.


basic info

Kata Pengantar #halah :

Sebenarnya agak berat (beneran berat samape sesak nafas) rasanya menulis sebuah review tentang anime yang begitu overrated pada musimnya, maklum tidak sedikit dari para penggelut dunia anime ini membahas dan mendiskusikannya. Melihat review di MAL saja banyak yang bener-bener niat ngulas anime ini sampai panjang, baik itu ulasan yang arah positif maupun negatif. Kalau saja tidak ada request dari sobat-sobat saya untuk mereview anime ini, saya yakin tulisan ini tidak bakal ada. Terlepas dari banyak opini negatif-positif tentang anime ini, saya akan coba mengulas dari sudut pandang saya. Lepaskan saja sejenak tentang apa subjektifitas kita terhadap apa yang benar dan tidak benar karena itu tergantung dari pribadi masing-masing.

Sinopsis :

Bagi banyak orang, Yasuraoka Hanabi dan Awaya Mugi adalah pasangan yang sempurna dan serasi.Tapi pada kenyataanya mereka hanya menutupi kepedihan satu sama lain karena tidak bisa bersatu dengan orang yang dicintainya. 
Hanabi sudah lama memendam perasaan kepada Narumi Kanae, yang merupakan tetangganya yang sekarang menjadi wali kelasnya. Disamping itu Kanae sensei punya perasaan terhadap guru musik Minagawa Akane, yang merupakan mentor Mugi sewaktu SMP. 

Review: 

Kuzu no Honkai merupakan anime yang tayang pada winter 2017, di besut oleh studio LERCHE dan diadaptasi dari manga karangan Mengo Yokoyari dengan judul yang sama. Dari judulnya saja kita dapat menyimpulkan ini bukanlah kisah cinta kataomoi biasa. Harapan Busuk. Menggali lebih dalah tentang desire atau hasrat terdalam manusia dan kebutuhan yang harus dipenuhi. Ini bukanlah cerita yang bakal buat kamu baper terus jadi happy ending di akhir,,, bukan,,,, sekali lagi bukan. Kalau saya boleh peringatkan:

I TELL YOU THIS IS NOT YOUR TYPICAL DRAMA/ROMANCE.

Yang menarik dari anime ini adalah cerita tentang unrequitted love yang unik dialami tokoh-tokohnya, sebut saja Hanabi dan Mugi. Saya sendiripun tertarik menontonnya setelah membaca sinopsisnya. Nggak biasa mungkin itu. Entah cinta segi berapa ini saya pun tak tahu. Walaupun pada saat menonton episode awal, speechless...... Wow the show is going wild! *Teriak dalam batin*. Dan event-event tersebut berlanjut bahkan hampir disemua eps. Akhirnya saya menyerah dan menganggap hal ini memang sengaja dijadikan sebagai plot cerita bukan sekedar pemenuhan nafsu author apalagi fan service.


Yang saya harus akui disini adalah gaya penceritaannya. Perasaan dan seluruh isi batin tokoh utama terutama Hanabi disajikan melalu sudut pandang orang pertama sangat cocok dan berhasil membawa emosi penonton  bahkan sejak episode2 awal. Walaupun selama menonton 3 eps awal terdapat pergolakan parah didalam diri saya sendiri, apakah hal seperti ini pantas saya tonton apakah harus saya drop anime ini, apakah lanjut saja. Ceritanya menarik walaupun semakin lama semakin benar feeling saya bahwa sang protagonist ceweknya bakal makin menderita.

those eyes :o

Selain gaya penceritaan, saya suka bagaimana series ini menampilkan scene-scene yang di racik dengan simple namun unik. Dan tanpa harus ada scene vulgar buka-bukaan sebut saja seperti dalam Mousou Gakuen atau Aki Sora, event-event tersebut tersampaikan lewat permainan editing yang epik untuk di tonton akhirnya mata mulai terbiasa eh maaf khilaf. Tak salah kalau kita memberikan kredit pada sang sutradara Masaomi Andou dan script, series composition Makoto Uezu.

scene dibuat seperti fame foto 
Kalau kita lihat dari sisi plot dan bagaimana cerita berkembang, interaksi antar karakter yang minim namun sarat perasaan tersebut di ungkapkan sang tokoh itu sendiri dalam monolognya. Hadirnya karakter baru pun membuat cerita yang bakal balik muter-muter antara Mugi dan Hanabi menjadi lebih luas dan malah semakin menarik untuk di tonton. Sebut saja Ecchan, Moka, dan sepupunya Ecchan *siapa ya lupa namanya* hadir disaat yang tepat ketika certia mulai memasuki klimaks dan memberikan transisi baru dalam perjalanan series ini.


Ecchan finally come! main reason stay tune to this series :v

Bagi saya point plus lagi di series ini adalah character development yang cukup mumpuni. Mungkin kita akan dihadapkan pada characters who manipulated others, kaya Akane sensei dan Ecchan. Bagaimana mudahnya Akane sensei memainkan peranan psikologis dan menabar magic untuk menjerat korbannya, kemudian mengalami pergolakan batin *lagi-lagi batin* setelah bertemu kencan dengan Kanae Sensei. Atau Ecchan yang akhirnya sadar telah memanfaatkan Hanabi. Kalau membahas karakter utama dalam series ini yaitu Hanabi dan Mugi yang saya rasa paling gak berasa developmentnya.

Nyesek si Hanabi :"
Kredit plus untuk Anzai Chika seiyunya Hanabi, saya suka. Dan Aki san mampu memerankan sosok devil tenshi Akane sensei dengan sempurna. Haruka tomatsu seiyu Ecchan yang deep banget pas, beda banget pas dia jadi Haruka di Sakura Trick yang fuwa-fuwa. 
Hal penting lagi adalah saya suka banget sama OST anime ini, terutama endingnya. Suaranya Sayuri yang cempreng-cempreng gimana gitu sukses nongkrong di playlist saya juga hehe. Dan BGM saat scene-scene tertentu juga bikin tambah greget saat menonton *maklum saya pakai headset pas nonton*

Dengan banyaknya ulasan dan review negatif sudah pasti tentu anime ini bukan lah anime yang sempurna. Untuk itu saya akan menuliskan beberapa hal dalam anime ini yang mengganjal di benak dan kokoro saya:


    •           Alur mundur  atau flashback cerita yang tiba-tiba muncul di awal-awal sebuah eps, padahal akhir eps sebelumnya menceritakan tentang hal lain seakan tidak sinkron saja.
    •           Walaupun scene-scene event di buat dengan epik, namun tetap saja beberapa diantaranya sangat berlebihan terutama dibagian Akane sensei.
    •          Ketika character lain mendapat solved problem masing-masing di akhir-akhir cerita  namun tidak dengan karakter utamanya. Di episode terakhir penonton seakan dibuat untuk menahan napas, dan memikirkan bagaimana kelanjutan kisah cinta Hanabi dan kisah Mugi.

Verdict : 7.2

Kuzu no Honkai bukan lah anime yang cocok untuk semua orang, walaupun porsi drama dianime ini cukup banyak dan menjadi fokus utama cerita. Menepikan bahwa terdapat event-event dalam anime ini yang menjadi banyak bahasan wibu tanah air, saya sendiri tidak terlalu tertarik dengan itu karena ceritanya memang pantas untuk ditonton.










2 komentar:

  1. trims buat riviewnya ^ ^
    |||

    BalasHapus
  2. Karakter paling gue benci, Akane. Terlalu banyak keberuntungan. Gue benci bgt ending sumpa deh😥

    BalasHapus